Selasa, 29 Maret 2011

ASKEB KOMUNITAS


BAB I
KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maskud untuk meningkatkan  kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
A.  KONSEP KEBIDANAN KOMUNITAS
Konsep adalah  kerangka ide yang mengandung sesuatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata “bidan”. Kebidanan (midwifery) adalah mencakup pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Kebidanan merupakan profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban manusia.
Bidan di Indonesia (IBI) adalah seorang wanita yang mendapat pendidikan kebidanan formal dan lulus serta terdaftar di badan resmi pemerintah dan mendapat izin serta kewenangan melakukan kegiatan praktek mandiri. Bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu-ibu melahirkan. Tugas yang diemban sangat mulia dan juga selalu setia mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan sampai sang ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan diakui sebagai professional yang bertanggung jawab yang bekerja sebagai mitra wanita perempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan nasehat selama kehamilan, periode persalinan dan postpartum, melakukan pertolongan persalinan dibawah tanggung jawabnya sendiri dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi atau daerah atau area tertentu. Bidan komunitas (Community Midwifery) adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga dan masyarakat.
1.    Riwayat kebidanan komunitas
Pada zaman pemerintahan hindia belanda tahun 1807 pertolongan persalinan dilakukan oleh dukun, tahun 1951 didirikan sekolah bidan bagi wanita pribumi di Batavia kemudian tahun 1953 kursus tambahan bidan (KTB) di masyarakat Jogjakarta dan berkembang di daerah lain. Seiring dengan pelatihan ini dibukalah BKIA, bidan sebagai penanggung jawab, memberikan pelayanan antenatal care, postnatal care, pemeriksaan bayi dan gizi, intranatal dirumah, kunjungan rumah pasca salin. Tahun 1952 diadakan pelatihan secara formal untuk kualitas persalinan, tahun 1967 kursus tambahan bidan (KTB) ditutup, kemudian BKIA terintegrasi dengan puskesmas.
Puskesmas memberi pelayanan didalam dan di luar gedung dalam wilayah kerja. Bidan dipuskesmas memberi pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) termasuk keluarga berencana (KB). Diluar gedung pelayanan kesehatan keluarga dan posyandu yang mencakup pemeriksaan kehamilan, KB, imunisasi, gizi, dan kesehatan lingkungan. Tahun 1990 merata pada semua masyarakat.
Instruksi presiden secara lisan pada sidang kabinet tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk ditempatkan diseluruh desa sebagai pelaksana KIA. Tahun1994 merupakan titik tolak dari konferensi kependudukan dunia di Kairo yang menekankan pada reproduksi health memperluas garapan bidan antara lain safe motherhood, KB, PMS, KESPRO remaja dan orang tua.
2.    Unsur-unsur kebidanan komunitas
a.    Bidan
Sekarang bidan belum ada pendidikan khusus untuk menghasilkan tenaga bidan yang bekerja di kominutas, yang ada hanya untuk menghasilkan bidan yang mampu bekerja di desa. Pendidikan tersebut adalah pendidikan bidan A,B,C. Sebagai tenaga kesehatan bidan membantu keluarga dan masyarakat agar selalu berada dalam kondisi kesehatan yang optimal. Kegiatan yang dilakukan bidan komunitas meliputi:
1)   Bimbingan terhadap kelompok remaja, masa perkawinan.
2)   Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, nifas masa interval (antara dua persalinan) dalam keluarga.
3)   Pertolongan persalinan di rumah
4)   Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko tinggi dikeluarga.
5)   Pengobatan keluarga sesuai dengan kewenangan.
6)   Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi
7)   Pemeliharaan kesehatan anak balita
b.    Pelayanan Kebidanan
Hubungan interaksi antara bidan dan pasiennya dilakukan melalui pelayanan kebidanan. Pelayanan kebidanan adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Tujuan pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatnya kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat dan sejahtera didalam komuniti. Sasaran pelayanan kebidanan komunitas meliputi individu, keluarga dan kelompok masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan dirumah sakit. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Pelayanan kebidanan komunitas mencakup upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan dan peningkatana kesehatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan. Kegiatan pelayanan komunitas bisa dilakukan di puskesmas, polindes, posyandu, bidan praktek swasta atau di rumah pasien. Kegiatan pelayanan komunitas meliputi:
1)   Penyuluhan dan nasehat tentang kesehatan
2)   Pemeliharaan kesehatan ibu dan balita
3)   Perbaikan gizi keluarga
4)   Imunisasi ibu dan anak
5)   Pertolongan persalinan dirumah
6)   Pelayanan KB
c.    Sasaran Pelayanan Kebidanan Komunitas
Dalam komunitas terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau kelompok masyarakat. Sasaran utama adalah ibu dan anak dalam keluarga. Menurut undang-undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, dan anak dan anggota keluarga lainnya. Pelayanan ini diserahkan untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera. Peningkatan kesehatan keluarga mewujudkan lingkungan keluarga yang sehat dan dapat meningkatkan sumber daya manusia.
d.   Lingkungan
Lingkungan mencakup lingkungan fisik, sosial, flora dan fauna. Lingkungan fisik yang kurang sehat menimbulkan penyakit pada masyarakat. Lingkungan sosial berkaitan dengan adat dan budaya dalam memberikan pelayanan diupayakan tidak bertentangan dengan kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan dan agama di masyarakat. Flora dan fauna berhubungan dengan penghijauan, pemanfaatan pekarangan dengan tanaman yang bergizi.
e.    Ilmu Pengetahuan serta Teknologi
Pelayanan kebidanan komunitas menggunakan ilmu dan tekhnologi yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Bidan dituntut untuk selalu mengembangkan kemampuannya agar tidak ketinggalan terhadap kemajuan ilmu dan tekhnologi dibidang kesehatan.
3.    Peranan bidan dalam pelayanan kebidanan masyarakat
Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukannya dalam suatu sistem. Adapun peran bidan dalam pelayanan kesehatan di masyarakat meliputi:
a.       Asuhan langsung diberikan kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat, meliputi pengkajian kebutuhan kesehatan, merencanakan melaksanakan dan menilai hasil kegiatan dalam rengka pemenuhan kesehatan.
b.      Penyuluhan kesehatan
Dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, bidan harus mampu memberikan penyuluhan pada waktu kunjungan antenatal trimester pertama, kedua , ketiga.
c.       Penemu kasus
Deteksi dini yang berkaitan dengan masalah kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi, dan anak balita.
d.      Pelaksanan rujukan
Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) yang tidak dapat diatasi oleh bidan karena keterbatasan kewenangan, perlu dirujuk. Bidan di masyarakat beratanggung jawab untuk mengetahui hasil dari setiap kasus yang dirujuk dan melakukan tindak lanjut di rumah.
e.       Penghubung (Komunikator)
Bidan merupakan mata rantai antara sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat dengan pelayanan kesehatan yang diperlukan, menggalang komunikasi untuk memperoleh informasi yang akurat.
f.       Konselor
Konseling dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak (KIA). Kegiatan konseling harus membawa kepada proses pemecahan masalah kesehatan klien secara mandiri.
g.      Anggota tim
Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) dimasyarakat memerlukan masalah baik secara lintas program maupun lintas sector. Bidan sebagai anggota tim perlu mengkoordinasikan kegiatannya kepada anggota tim yang lain sehingga dapat dicapai keterpaduan program
h.      Supervise (Pembimbing)
Bimbingan kepada dukun bayi, kader yang terlibat dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) berupa mengenal tanda bahaya pra kehamilan persalinan dan nifas serta rujukan
i.        Panutan (Rol Model)
Pembaharuan dalam merubah tingkah laku masyarakat dalam perilaku hidup sehat sehingga mampu mandiri dalam menjaga dan meningkatkan kesehatannya.
B.  VISI INDONESIA SEHAT 2010 SEBAGAI LANDASAN BERFIKIR PELAYANAN KEBIDANAN
Visi Indonesia sehat 2010 yang telah dirumuskan oleh Dep.Kes (1999) menyatakan bahwa, gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah RI.
Pengertian sehat meliptui kesehatan jasmani, rohani, serta sosial dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Masyarakat Indonesia yang dicita-citakan adalah masyarakat Indonesia yang memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur dari pembangunan sumberdaya manusia Indonesia seutuhnya.
Masalah kesehatan adalah merupakan masalah yang sangat kompleks, oleh akrena itu perlu diupayakan secara menyeluruh dan bersama-sama dengan masyarakat untuk mengatasinya. Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup. Dalam rangka untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian, maka salah satu upaya untuk memecahkan masalah adalah dengan mewujudkan visi Indonesia sehat 2010, yaitu:
1.    Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
2.    Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3.    Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
4.    Meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. 

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


TUGAS DAN TANGGUG JAWAB     BIDAN DI KOMUNITAS

A.   Tugas utama bidan di komunitas
1.      Pelaksanaan atau pelayanan kebidanan
a.       Melaksanakan asuhan kebidanan dengan standar professional
b.      Melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil normal dengan komplikasi, patologi dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/ keluarga.
c.       Melaksanakan asuhan ibu bersalin normal dengan komplikasi, potologi dan resiko tinggi dengan melibatkan klien / keluarga.
d.      Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal dengan komplikasi, patologi,dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.
e.       Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan menyusui normal dengan komplikasi, patologi dengan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.
f.       Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan klien/keluarga.
g.      Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu dengan gangguan system reproduksi dengan melibatkan klien/keluarga.
h.      Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas melibatkan klien/keluarga.
i.        Melaksanakan pelayanan keluarga berencana melibatkan klien/keluarga.
j.        Meelaksanakan pendidikan kesehatan di dalam pelayanan kebidanan.
2.      Mengelola pelayanan KIA/KB
a.       Mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat diwilayah kerjanya dengan melibatkan keluarga dan masyarakat.
b.      Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program sektor lain di wilayah kerjanya melalui penigkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada diwilayah kerjanya.
3.      Pedidikan klien, keluarga, masyarakat dan tenaga kesehatan
Melaksanakan bimbingan/ penyuluhan, pendidikan pada klien masyarakat dan tenaga kesehatan termasuk siswa bidan/keperawata, kader,dan dukun bayi yang berhubungan dengan KIA/KB
4.      Penelitian dalam asuhan kebidanan
Melaksanakan penelitian secara mandiri atau bekerjasama secara kolaborasi dalam tim penelitian tentang askeb.
B.   Tugas tambahan bidan di komunitas
·         Upaya perbaikan kesehatan lingkungan
·         Mengelola dan memberikan obat-obatan sederhana sesuai dengan kewenangannya.
·         Survailance penyakit yang timbul di masyarakat.
·         Menggunakan tehnologi tepat guna kebidanan.
C.   Bidan praktek suwasta
Praktek pelayanan bidan perorangan (suasta), merupakan penyedia layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Supaya masyarakat pengguna jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu dari pelayanan bidan, perlu adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas, persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan ptraktek, seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek dan kelengkapan adminstrasi semuanya harus sesuai standar.
Setelah bidan melaksanakan pelayanan di lapangan, un tuk menjaga kualitas dan keamanan dari layanan bidan, dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan kewenangannya. Pihak pemerintah dalam hal ini Dinas kesehatan kabupaten/kota dan organisasi ikatan bidan memiliki kewenangan untuk pengawasan dan pembinaan kepada bidan yang melaksanakan perlu melaksanakan tugas dengan baik.
Penyebaran dan pendistribusian bidan yang melaksanakan praktek perlu pengaturan agar terdapat pemerataan akses pelayanan yang sedekat mungkin dengan masyarakat yang membutuhkannya. Tarif dari pelayanan bidan praktek akan lebih baik apabila ada pengaturan yang jelas dan transparan, sehinga masyarakat tidak ragu untuk dating ke pelayanan bidan praktek perorangan (swasta). Informasi dari jasa pelayanan budan untuk masyarakat perlu pengaturan yang jelas, agar masyarakat mendapatkan informasi yang jelas, sehingga kosumen bidan praktek swasta mendapatkan kepuasan yang diterimanya.
Kompotensi minimal bidan praktek swasta meliputi:
v  Ruang lingkup profesi
-          Diagnostik (klinik, laboratorium)
-          Terapi (promotif, prefentif)
-          Merujuk
-          Kemampuan komunikasi interpersonal
v Mutu pelayanan
-          Pemeriksaan seefisien mungkin
-          Internal review
-          Pelayanan sesuai standar pelayanan kebidanan dan etika profesi
-          Humanis (tidak diskriminatif )
v Kemitraan
-          Sejawat/ kolaborasi
-          Dokter, perawat, petugas kesehatan yang lain, psokologi,sosiolog
-          Pasien komunitas
v Manajemen
-          Waktu
-          Alat
-          Informasi /MR
-          Obat
-          Jasa
-          Administrasi /regulasi undang-undang
v Pengembangan diri
-          CME (continue midwifery education)
-          Informasi search
D.  Program bidan delima
1.      Latar belakang
     Pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diwarnai oleh rawannya derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang palig rentan yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, serta bayi pada masa perinatal, yang ditandai dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian perinatal (AKP).
     Salah satu upaya yang mempunyai dampak relative cepat terhadap penurunan AKI dan AKP adalah dengan penyediaan pelayanan kebidanan berkualitas yang dekat dengaan masyarakat dan di dukung dengan peningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan rujukan. Sebanyak 30 % bidan memberikan pelayanan praktek perorangan  (IBI 2002) dengan berbagai jenis pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan kontrasepsi suntik 58%, konrasepsi pil, IUD dan implant 25%, dan pelayanan pada ibu hamil dan bersalin masing 93% dan 66%. Dengan demikian dapat dikatakan behwa bidan mempunyai peran besar dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak di masyarakat,
     Menggingat peran besar dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi tersebut maka berbagai program telah di laksanakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bidan praktek swasta agar sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku.
     Salah satu upaya IBI ialah bekerja sama dengan BKKBN dan departemen kesehatan serta dukungan dan bantuan teknik dari USAID melalui program STARH (sustaining Teching Assistance in reproductive program) tahun 2000-2005 dan HSP (health services program) tahun 2005-2009 mengembangkan program bidan delima untuk menigkatkan kualitas pelayanan bidan prektek swasta dan pemberian penghargaan bagi mereka yang berprestasidalam pelayanan keluarga berencana dalam pelayanan reproduksi
2.      Kerangka piker bidan delima
Pelayanan bidan Indonesia mempunyai akar yang kuat sejak jaman belanda, dan mengalami pasang surut sepanjang jaman kemerdekaan terutama ditinjau dari segi penyelengaraan sebagai institusi yang mempersiapkan bidan sebelum diterjunkan untuk memberikan pelayanan di masyarakat. Riwayat pendidikan bidan di Indonesia sangat fluktuaktif dan mengalami pasang surut, dengan sendirinya menghasilkan kinerja pelayanan bidan yang berfariasi.
            Kemajuan dunia global yang pesat baik di bidang teknologi, informasi, pengetahuan dan teknolgi kesehatan termasuk kesehatan reproduksi berdampak pada adanya persaingan yang ketat dalam bidang kesehatan. Tuntutan masyarakat saat ini adalah pelayanan yang berkualitas, aman,nyaman dan terjangkau. Hal ini mendorong bidan untuk siap, tangap serta mampu merespon dan mengantisipasi kemajuan zaman dan tuntutan masyarakat.
            Disisi lain IBI sebagai organisasi profesi yang dalam tujuan filosofinya melakukan pembinaan dan pengayongan bagi angotanya juga terus untuk berupaya untuk mencari trobosan guna tercapainya peningkata profesionalisme para anggotanya.
3.      Pengertian Bidan Delima
Bidan delima adalah suatu program trobosan strategis yang mencakup:
a.       Pembinaan penigkatan kualitas pelayanan bidan dalam  lingkup keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi
b.      Merk dagang /brand
c.       Mempunyai standar kualitas, ungul, khusus, bernilai tambah, dan memiliki hak paten
d.      Rekrutmen bidan delima ditegakan dengan kriteria, system, dan proses baku yang harus dilaksanakan sesuai konsisten dan berkesinambungan.
e.       Menganut prinsip pengembangan diri atau self development dan semangat tumbuh bersama melalui dorongan dari diri sendiri, mempertahankan dan meningkatkan kualitas, dapat memuaskan klien serta keluarganya.
f.       Jaringan yang mencakup seluruh bidan praktek swasta dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
4.      Tujuan
a.       Meningkatkan  kualitas pelayanan pada masyarakat
b.      Meningkatkan profesionalis Bidan
c.       Mengembangkan kepemimpinan bidan di masyarakat
d.      Menigkatkan cakupan pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
e.       Mempercepat penurunan angka kesakitan dan angka kematian ibu, bayi dan anak
5.      Logo bidan delima
A.    Makna yang ada pada logo bidan delima adalah :
Bidan : petugas kesehatan yang memberikan pelayanan yang berkualitas, ramah tama, aman nyaman, terjangkau dalam bidang kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan kesehatan umum dasar selama 24 jam  
Delima : buah yang terkenal sebagai buah yang cantik, indah, berisi biji dan cairan, manis yang melambangkan kesuburan (reproduksi)
Merah : warna yang melambangkan keberanian dalan mengalami tantangan dan pengambilan keputusan yang tepat, kepada lembaga masyarakat.
 Hitam  : warna yang melambangkan ketegasan dan kesetiaan dalam melayani kaum perempuan (ibu dan anak) tanpa membedakan
Hati : melambangkan pelayanan bidan yang manusiawi, penuh kasih sayang (sayang ibu dan saying bayi ) dalam semua tidakan / interfensi pelayanan
B.     Bidan delima melambangkan :
Pelayanan berkualitas dan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana yang berlandaskan kasih saying, sopan santu, ramah tama, sentuhan yang manusiawi terjangkau dan tindakan kebidanan keciali standard an kode etik  profesi
Logo/brending/merk  bidan delima menandakan bahwa BPS tersebut telah memberikan pelayanan yang berkualitas yang telah diuji/ diakreditasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, memberikan pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan pelangannya
6.      Landasan hukum
a.       UU No 23 tahun 1992 tentang masyarakat
b.      Anggaran dasar IBI, bab II pasal 8 dan angaran rumahtanga , IBI bab III pasal 4
c.       Per mengkes No 900/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan
d.      SPK (standar pelayanan kebidanan ) IBI 2002
7.      visi dan misi
a.       visi meningkatkan kualitas pelayanan untuk memberikan yang terbaik, agar dapat memenuhi keinginan masyaraka
b.      misi bidan delima adalah bidan praktek suasta yang mampu memberikan pelayanan berkualitas terbaik dalam biidang kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, bersahabat dan peduli terhadap kepentingan pelangan, serta memenuhi bahkan melebihi harapan pelangan
8.      strategi
     mengalang upaya terpadu dalam peningkatan pelayanan dan profesionalisme bidan praktek swasta dengan :
a.       menyiapkan  pengelola program bidan delima disetiap jenjang kepengurusan IBI
b.      mengembangkan jaringan pelayanan bidan delima yang di rancang secara sistematis sesuai dengan standar pelayanan yang baku
c.       mensosialisasikan program bidan delima kepada seluruh jajaran IBI dan bidan praktek swasta dalam ragka meningkatkan minat dan jumlah bidan berpredikat bidan delima
d.      memberikan penghargaan kepada bidan delima yang berprestasi
e.       melangsungkan program pemasaran bidan delima untuk meningkatkan minat masyarakat mengunakan jejaring pelayanan bidan delima
suatu program akan terlaksana dengan baik melalui pengelolaan yang cermat dan konsisten., dengan berorietasi utamanya pada potensi, ketersediaan sumber daya dan kemampuan internal organisasi pelaksanaan
untuk melaksanakan program bidan delima ini., IBI telah memiliki kompotensi dan sumber daya yang memadai dan akan mencapai hasil yang lebih optimal apabila memperoleh dukungan baik dari internal IBU maupun dari stakeholder